Iqra'. . .Bismirabbikalladzi. . .


Dalam perjalananku selama ini di dunia perkuliahan, aku merasa ada hal yang masih menghantui pikiranku. Entah itu apa, namun selalu membuatku gelisah. Selama kurang lebih setahun yang lalu, aku masuk dunia perkuliahan setelah 3 tahun berkecimpung pada dunia SMA. Disana dulu aku sibuk dengan SKI yang setiap saat menghantuiku dengan ajaran-ajaran yang menentramkan hati. Namun pada duniaku sekarang aku telah disibukkan dengan urusan-urusan yang aku rasa kurang menentramkan. Apalagi sewaktu aku mencarinya pada tiap-tiap SKI yang ada pada fakultas bahkan universitas. Aku belum menemukan yang aku cari.
Sampai akhirnya disuatu sore hari aku rindu berat pada keseharianku bersama SKI di SMA dulu. Pada sholat asharku, terkoreksilah semua apa yang tengah aku gundahkan selama ini. Semua kebiasaanku dalam SKI sedikit demi sedikit aku tinggalkan. Aku menangis melihat renunganku itu. Sungguh lalainya diriku saat ini. Astaghfirulloh. . . !!! . . . Astaghfirulloh . . . !!!
Ternyata benar bahwasannya Alloh selalu mengingatkan hamba-Nya saat dalam kelalaian, namun kebanyakan manusia malah terbuai dengan keadaan "lalainya". Dalam keadaan seperti ini seharusnya manusia bisa " iqra' " sesuai dengan wahyu pertama yang diturunkan pada Rosululloh saw. Namun jangan hanya sebatas " iqra' ", harus dilanjutkan dengan " bismirabbikalladzi . . . ". Membaca thok hanya bisa menghasilkan definisi-definisi sampah yang belum bisa dikatakan sebagai ilmu. Seharusnya membaca "dengan nama Tuhanmu" lah yang akan bisa menjadi manfaat bagi dirinya maupun orang lain. Ya. . .semoga saja kita tergolong orang-orang yang mau membaca keadaan yang diberikan Allah swt seraya melantunkan nama-Nya.

Sabar Dalam Berproses


Pada waktu sebelum UAS, aku diajak ke Coban Talun bersama teman-teman satu himpunan namanya HIMAMASTER (Himpunan Mahasiswa Matematika, Statistika, dan Ilmu Komputer). Kami berangkat pukul 20.00 dari kampus tercinta Brawijaya University. Aku berangkat bersama naik angkot yang sudah disewa. Banyak juga yang bawa sepeda motor sendiri. Didalam angkot ada 16 orang, padahal angkot biasanya cuma 12 orang, jadi berdesak-desakkan didalam angkot. Perjalanan sekitar 1 jam akhirnya kami sampai ditempat tujuan. Disana aku tertegun melihat alam yang sesungguhnya di waktu malam hari. Apalagi aku sangat ingin berjalan-jalan di daerah Batu pada malam hari. Sungguh pas keadaannya. Didepan gerbang pintu masuk suasananya amat tenang. Yang terlihat hanya keadaan gelap gulita tanpa penerangan, bulan pun tertutup mendung. Sungguh alam yang sesungguhnya buat dinikmati suasananya. Dalam perjalanan masuk melewati jalan yang gelap gulita, aku membayangkan bagaimana para pengembara spiritualis (wali songo) mendapatkan spiritual yang luar biasa. Mereka bertapa 40 hari 40 malam ditengah alam bebas tanpa ada manusia disampingnya. Mereka benar-benar kuat dengan tirakatnya yang begitu besar. Subhanallah sungguh luar biasa orang-orang seperti itu. Namun orang-orang saat ini sering terlenakan dengan keadaan yang serba instan. Mereka terbuai dengan keadaan jaman yang serba ada seolah-olah tidak ingin repot. Padahal untuk mencapai tujuan, kita harus melalui proses. Allah saja mewajibkan hamba-Nya untuk berikhtiar walaupun akhirnya yang menentukan hanyalah Allah semata. Semoga kita tergolong orang-orang sabar dalam berproses.

Kehormatan (Goze Iznoe)

"Ajining rogo soko busono, ajining diri soko lathi."
Artinya : Kehormatan tubuh ada pada busana yang dipakai, kehormatan diri ada pada tutur katamu.

Berlian Itu Lebih Sedikit Daripada Gragal


Pertama saya masuk dunia perkuliahan, saya bertemu dengan seorang yang awalnya menurut saya, orang tersebut adalah orang yang benar-benar ugal-ugalan. Namun saat saya ngobrol dengan beliau ternyata ada aura-aura yang terasa nyaman untuk selalu didekatnya. Padahal beliau tidak dalam kumpulan mahasiswa bidang keagamaan seperti forum-forum kajian, namun saya lebih nyaman dekat beliau daripada mahasiswa bidang kajian. Mungkin dikarenakan jaman sekarang sudah berbolak-balik. Saya sampai selalu bertanya,"Kenapa mahasiswa yang begitu tekun pada bidang keagamaan koq malah tidak nyaman didekatnya?" Akhirnya saya coba bertanya pada guru saya dan mendapat jawaban yang singkat. "Berlian itu lebih sedikit daripada gragal (batu krikil)". Ternyata setelah saya pahami kata-kata guru saya, benar-benar dalam sekali maknanya. Bahwasannya kita jangan menilai orang dengan terburu-buru sebelum kita bergaul dengannya, karena belum tentu penilaian kita benar kepada orang itu. Siapa tahu orang yang kita nilai buruk ternyata malah sebaliknya? Dan orang-orang yang seperti berlian tersebut disembunyikan oleh Allah agar hanya orang-orang tertentu saja yang mampu menemukannya, yaitu orang-orang yang berusaha mencari cinta-Nya Allah Swt.

Mensyukuri Nikmat


Bukti kekuasaan Allah Swt yang tidak diragukan lagi. "Nikmat Tuhan mana lagi yang engkau dustakan". Ayat ini selalu mengganggu pikiranku. Menunjukkan bahwa tidak pernah kita bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah Swt kepada kita. Bernafas pun adalah nikmat yang tidak pernah disyukuri oleh setiap manusia. Hal sepele seperti itu kalau dionceki lebih dalam maka kita akan tahu sebenarnya Maha Kuasa-Nya Allah Swt dalam memberi nikmat pada hamba-Nya. Coba bayangkan jika kita tidak bisa bernafas 5 menit saja? Kita sudah tidak bisa menikmati kehidupan ini. Kuasa apa manusia terhadap nikmat yang diberikan Allah Swt? Manusia cuma disuruh bersyukur aja ga mau, apalagi meminta yang lain-lain pada Allah Swt?
Sebenarnya banyak ungkapan-ungkapan rasa syukur yang dilakukan agar kita selalu ditambah nikmat. Misalkan selalu berdzikir mengingat Allah Swt dengan mengucapkan nama-nama baik Allah. Itu hal yang kelihatan sepele, namun jika kita istiqomah dalam menjalankannya, Allah akan selalu melindungi kita dari segala fitnah dunia. Semoga kita tergolong sebagai orang-orang yang selalu mensyukuri nikmat dan bukan menjadi orang yang kufur nikmat. Amin...!!!