Dalam perjalananku selama ini di dunia perkuliahan, aku merasa ada hal yang masih menghantui pikiranku. Entah itu apa, namun selalu membuatku gelisah. Selama kurang lebih setahun yang lalu, aku masuk dunia perkuliahan setelah 3 tahun berkecimpung pada dunia SMA. Disana dulu aku sibuk dengan SKI yang setiap saat menghantuiku dengan ajaran-ajaran yang menentramkan hati. Namun pada duniaku sekarang aku telah disibukkan dengan urusan-urusan yang aku rasa kurang menentramkan. Apalagi sewaktu aku mencarinya pada tiap-tiap SKI yang ada pada fakultas bahkan universitas. Aku belum menemukan yang aku cari.
Sampai akhirnya disuatu sore hari aku rindu berat pada keseharianku bersama SKI di SMA dulu. Pada sholat asharku, terkoreksilah semua apa yang tengah aku gundahkan selama ini. Semua kebiasaanku dalam SKI sedikit demi sedikit aku tinggalkan. Aku menangis melihat renunganku itu. Sungguh lalainya diriku saat ini. Astaghfirulloh. . . !!! . . . Astaghfirulloh . . . !!!
Ternyata benar bahwasannya Alloh selalu mengingatkan hamba-Nya saat dalam kelalaian, namun kebanyakan manusia malah terbuai dengan keadaan "lalainya". Dalam keadaan seperti ini seharusnya manusia bisa " iqra' " sesuai dengan wahyu pertama yang diturunkan pada Rosululloh saw. Namun jangan hanya sebatas " iqra' ", harus dilanjutkan dengan " bismirabbikalladzi . . . ". Membaca thok hanya bisa menghasilkan definisi-definisi sampah yang belum bisa dikatakan sebagai ilmu. Seharusnya membaca "dengan nama Tuhanmu" lah yang akan bisa menjadi manfaat bagi dirinya maupun orang lain. Ya. . .semoga saja kita tergolong orang-orang yang mau membaca keadaan yang diberikan Allah swt seraya melantunkan nama-Nya.